Dalam ilmu sastra Bahasa Jawa dikenal susunan dua kata atau lebih yang dinamakan tembung saroja. Susunan kata tersebut pada dasarnya memiliki arti yang sama. Dikutip dari buku Sinau Pepak Basa Jawa Jilid I yang ditulis Romdonah, tembung saroja merupakan susunan dua kata atau lebih yang digabung dengan maksud untuk saling mempertegas.
Contoh Tembung Kerata Basa. Anak : Karep apa-apa kudu ana lan enak. Bocah : Mangan kaya kebo, gaweyane ora kecacah. Cangkem : Yen ora dicancang ora mingkem. Gedhang : Saged padhang, digeget bar madhang. Kodhok : Teka-teka ndhodhok. Sopir : Yen ngaso mampir (ing warung).
Baca Juga : 40 Contoh Tembung Pepindhan Bahasa Jawa dalam Kehidupan Sehari-hari. 1. Purwakanthi Guru Swara. Purwakanthi guru swara merupakan purwakanthi yang memiliki kesamaan suara vokal. Atine karep nanging bandhane cupet. Sluman, slumun, slamet. Tata raharja. Anak duwe polah bapa nampa pradhah.
Dengan berpantun, kamu bisa merasa terhibur, senang, atau seperti dinasihati. Pantun pun dikenal luas di masyarakat Jawa. Pantun dalam bahasa Jawa disebut sebagai parikan. Seperti halnya pantun berbahasa Indonesia, pantun Jawa juga memiliki beragam jenis, mulai dari pantun jenaka, nasihat, hingga teka-teki.
Gathel sendiri adalah salah satu umpatan dan bahasa keakraban yang sering digunakan masyarakat jawa dalam banyak situasi yang artinya adalah kotoran yang ada pada alat kelamin manusia. Terkait hal ini, kami jelaskan lebih detil dibawah ya. Baca Juga: Arti Kata Dalem Sayang dalam Bahasa Jawa, Ternyata Masuk Bahasa Romantis Lho
DqxY.
ora iso artinya dalam bahasa jawa